1. COTO MAKASSAR
Coto Makassar adalah salah satu makanan
paling enak dari tanah Makassar. Kalau mau disebut khas Indonesia,
inilah mungkin salah satu masakan paling Indonesia. Tak seperti nasi
goreng yang juga di klaim sebagai masakan khas Negara tetangga, coto
hanya ada di Indonesia. Coto di Makassar dan di Jakarta biasanya berbeda
rasanya, karena nampaknya para penjual coto di luar Makassar berusaha
menyesuaikan rasanya dengan lidah orang setempat. Di Jakarta, setahu
saya, coto yang paling Makassar berada di Daerah Senen, Jalan Kramat.
Kalau anda sering lewat di bilangan atrium senen, maka dibelakang para
penjual Nasi Kapau yang berjejer di Jalan Kramat, terdapat Warung Coto
yang rasanya comparable dengan rasa coto di Makassar. Anda boleh
berdebat dengan orang Makassar yang pernah makan coto di Senen dengan
yang pernah makan coto di Ampera, Kelapa Gading, Dewi Sartika, atau di
Tebet, survey akan membuktikan kelezatan rasa coto di Senen mendekati
rasa coto di Makassar.
Kalau di Makassar bagaimana? Ada banyak
warung coto di Makassar dan hampir semuanya enak. Yang paling ramai
sekarang adalah Coto Nusantara. Tentu orang juga boleh berdebat, coto
yang mana yang lebih enak, ada yang bilang Coto Maros di Jalan Urip,
Coto Gagak, Coto Paraikatte, buat saya semuanya enak. Cuma yang paling
sering saya datangi kalau ke Makassar adalah Coto Nusantara. Selain dari
warung coto tersebut, coto yang paling enak adalah buatan istri saya.
Setiap tahun, kami mengundang teman-teman Makassar yang berdomisili di
Jakarta untuk menikmati makan coto bersama di rumah kami. Tak ada yang
makan hanya semangkok, pastinya nambah kalau di rumah, entah karena
gratis atau karena enak atau perpaduan keduanya, dan kami senang
karenanya. Salah satu kenikmatan bagi orang bugis adalah melihat tamunya
melahap dengan nikmat makanan yang disajikan.
Rasa coto sangat khas, percampuran rempah
dan kacang dengan kuah yang kental. Saya tak tahu persis, tapi Istri
saya tahu membuatnya. Biasanya coto dimakan bersama Ketupat, kacang,
ditaburi daun bawang dan jeruk nipis. Daun bawang dan bawang goreng yang
banyak adalah salah satu yang membuat coto enak disamping sambel yang
dicampur tauco.
Daging untuk coto adalah daging sapi.
Macam-macam jenisnya, tergantung selera pemirsa. Ada daging (bener-bener
daging saja), lidah, otak, limpa, paru, hati, jantung, babat (handuk
kalau kata orang Makassar), yang diiiris kecil dan dicampur dengan
kuah. Pencampuran antara jenis-jenis daging ini melahirkan banyak
istilah dalam dunia penggemar coto, seperti: Hadija : Hati Daging
Jantung; Hatija : Hati Jantung Halija : Hati Lidah Jantung. Masih banyak
istrilah lainnya. Tapi kalau saya penggemar, CAMPUR saja. Yang berarti
masing-masing jenis daging tadi mendapat tempat di mangkok.
Seperti tradisi minum teh di Jepang,
cotopun sebenarnya ada aturannya. Mulai dari jenis dan rupa mangkok yang
digunakan, jenis sendok, maupun cara makan ketupat mempunyai cara yang
kalau salah satu unsur tidak terpenuhi, rasanya akan ada yang kurang
dalam menikmati coto.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar